Wow sepertinya reggae sedang ramai, euphoria, tren di negara ini.. bagussss.... dimana mana MENDADAK GIMBAL dimana-mana...hahhaa... dimana-mana terdengar teriakan yomand, youmand, uyee, woyyoo, manteman, yessahh, baks dunk, bakar, damai, ha-ha, fly ha-ha, ahik men, asyik man, salam damai,,,dll, dst. Tp jarang yang bilang Jah Bless you, apalagi Irie=Alright=Bagus....hmmmm. Aku (klo bagi sebagian orang2 pintar akan lebih suka memakai kata “penulis” supaya kelihatan lebih intelek krn menulis) tak ingin membahas apalagi menguraikan sejarah reggae itu sendiri, uda banyak yang membahas, menulis dan mengungkapkannya, semua pecinta reggae mungkin sudah pada tau, walaupun kadang Cuma taunya reggae itu musik Bob Marley, dari jamaika, musik asik untuk menemani make Ganja, musik pecinta damai, musik santai DAN BAHKAN MUSIK PANTAI...hahahhaha. Ras muhamad bilang kan, “cuma tau lagu anak pantai.”
Jarang ada yang mau belajar sejarah apalagi meneliti perjalanan sejarah, apalagi hanya sekedar sejarah musik yang hanya di anggap sebagian orang hanya untuk entartainment semata, bahkan ada yang merasa sejarah merupakan masa lalu yang uda berlalu dan biarlah berlalu. Boro-boro mempelajari apalagi meneliti, “membaca aja aku sulit atau malas”..hahahha. Sehingga banyak terjadi penafsiran-penafsiran sejarah yang asal-asalan dan di putar balikkan faktanya. Sejarah penting untuk dipelajari, sebagai pengalaman, mengambil nilai2 yg baik, membuang nilai yg buruk, atau mendaur ulang nilai yang mempunyai kelemahan agar bisa jadi lebih baik, dan menyadari akan kesalahan yang terjadi demi melangkah ke masa depan agar tidak jatuh ke dalam lubang yang sama. Mengambil nilai-nilai positive-nya, dan membuang ke tong sampah nilai yang buruk. Begitu juga dengan reggae, banyak kawan hanya mengerti reggae hanya sekedar musik yang uda aku sebutkan dia atas, mengikuti segala bentuk yang hanya mreka ketahui luarnya saja, seperti ganja, rastafarian, damai, asik, merah kuning ijo, gimbal, dan lain-lain. Sementara idealisme dan philosofinya ntah dipahami atau tidak, bhkan diputar balikkan se-enak perutnya. Bob Marley bilang, “ In this bright future you can’t forget your past ” dan “ don´t forget your history nor your destiny.”
Aku sebenarnya respect dengan maraknya perkembangan reggae di tanah air ini, reggae mulai kembali marak sejak satu buah lagu Welcome to My Paradise. Aku senang banyak orang mendengarkan reggae sekarang, bahkan anak SD, SMP, SMA yang biasanya mendengarkan musik2 pop dan gaul. Mereka banyak sekarang yang mendengarkan reggae. Lalu banyak kawan-kawan kembali mendengarkan kembali lagu-lagu reggae lama seperti Imanez dan Tony Q, dll. Bob Marley bilang :
“ I love the development of our music, that's what I really dig about the whole thing. How we've tried to develop, y'know? It grows. That's why every day people come forward with new songs. Music goes on forever. ” **Aku suka dengan perkembangan dari musik kita, aku sangat menggali tentang segala hal. Bagaimana kami mencoba untuk membangunnya. Ini berkembang, Itulah sebabnya setiap hari orang2 memunculkan dan maju dengan lagu-lagu baru. Musik hidup selamanya.**
Mungkin sudah saatnya reggae kembali berdansa di negara yg bagi sebagian besar rakyatnya semakin susah dan sempit, tapi bagi segilintir penguasa dan orang kaya menganggap negara ini semakin makmur (makmur dari hongkong,,hahahha), rakyatnya semakin terpinggirkan, termarjinalkan. Mungkin sebagian pecinta reggae memilih musik ini karena mereka merasa terwakili dengan philosofi dan terinspirasi dengan lirik-lirik lagu reggae yang banyak menyuarakan apa yang mereka rasakan dan ingin mereka teriakkan. Tapi kita tak bisa pungkiri bahwa sementara itu sebagian besar generasi muda indonesia hanya dekat dengan Twitter dan FACEBOOK, yang mungkin berdasarkan perkiraanku 98% hanya curhat cinta2an, jempal jempol, upload foto2 narsis, add2 yg ga kenal sebanyak mungkin biar dibilang terkenal, biar di bilang "gaul", bukan untuk berteman tapi cari pacar baru, cari selingkuhan baru, maen game, minta koment dan jempol biar seolah banyak yang fans dan merhatiin, dan nyampah-nyampah, yang penting EKSIS,,,ckckck. Padahal diluar sana, bahkan FB bisa dijadikan sarana atau alat untuk menggalang persatuan demi revolusi contohnya di Mesir kemaren. Memang di Indoesia FB juga pernah untuk menggalang dukungan untuk Bibit dan Candra ketua KPK itu. Begitu banyak kemudian grup-grup FB yang membawa nama reggae menjadi sebuah komunitas di dunia maya. Tapi sebagian besar hanya berisi jadwal-jadwal manggung para band-band reggae, event yg akan di gelar, atau sekedar berbagi lagu gratisan, dan yang lebih parah lagi hanya sekedar untuk bikin status ‘YOOMAN, BAKS DUNK, MANA GANJANYA, BAGI CIMENGNYA, ASIK MAN, WOYYOO, SANTAI DI PINGGIR PANTAI LANDAI SAMBIL MANCAY, LIHAT KIRI KANAN CARI BODY BOHAY UNTUK DI AJAK MELANTAI, MAN.”..de el el.
Namun berdasarkan pengamatanku, baik secara langsung dan melalui dunia maya, obrolan langsung tak langsung dan juga artikel-artikel, status FB, reggae hanya di pahami hanya sebagai salah bentuk musik bagi sebagian besar bahkan penikmat atau pecinta musik ini. Kenapa seorang remaja yang masih sekolah dibangku SMP atau SD udah memakai nama di Facebook yang kira-kira begini : rarasreggaeiloveumuachBiebergayaguekillingmeinsideilovepashaungberjiwarastauyehasik.
Mereka pikir reggae sedang tren saja di Indonesia, seperti layaknya musik POP metal (Mendayu muka mesum Total), atau seperti Justin Bieber. Apalg musik reggae mang musik yang mudah dicerna dan easy listening dan enak buat joget joget juga..hahahha. Pernah aku bertanya kepada teman di FB yg msh duduk di bangku SMP, dia uda menggunakan nama Fb dgn embel2 rasta dan sejenisnya, ku tanya siapa yang paling disukai di reggae, dia bilang “Ras Muhamad”, aku Tanya kenapa suka dia, dia jawab, abisnya muka nya lucu sih, gemesin, hehehehe (to ras : piss brotha, ini fakta yang aku temukan, tapi klo dipikir-pikir wajahmu memang cute..hahhaa. Just kidding). Kemudian ada juga yang uda cukup dewasa dan dengan rambut gimbalnya, aku bertanya kenapa suka reggae, dia menjawab, musikya asik man, apa lagi pas nyimeng, bikin tambah fly. Kemudian ada seorang kawan yang mengataka bahwa JAH itu artinya adalah keindahan tertinggi pas lagi menghisap ganja. Lalu sebagian lagi sedang enjoy dengan ganjanya, alkoholnya, dan santai santai di pinggir pantai menunggu bule cantek atau cewe cantek bisa diajak melantai di pesta pantai..hahahahaha. Lalu ada juga yang kutanya kenapa memilih jadi gimbal, dia bilang biar asik man, reggae itu kan harus gembel man, nah gembel itu harus gimbal, biar santai man. Bule-bule suka yang gimbal man..hehehhe… Apakah ini miris? YA MIRIS.
Padahal yang ga mereka sadari bahwa Bob Marley, Peter Tosh, Jimmy Cliff sendiri, dan lain lain, jauh dari kesan malas-malasan, mereka lebih tampak lebih seperti seorang aktivitis yg selalu giat bekerja, banting tulang, peduli dengan sekelilingnya, radikal, bahkan militant, dan terus berkarya, dengan lagu dengan musik bahkan tak segan untuk turun ke jalan bersama rakyat menyuarakan pembebasan dari penindasan dan pembodohan, dan dengan segala hal yang mereka bisa. Mereka tak pernah kenal lelah dan bermalas-malasan, bahkan sambil menghisap ganja, Bob Marley masih maen bola bahkan coba di bunuh untuk membungkam suaranya. Ditengah penyakit kankernya pun dia tetap melanjutkan tour nya kemanapun, sampai dia benar-benar tak bisa berdiri lagi dan berakhir lemah menanti ajal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar